Berita

Berbagi Pengalaman Seru, Ramadhan di Negeri Kanguru

Di berbagai penjuru dunia, umat Muslim sedang memasuki bulan suci Ramadan dengan semangat dan antusiasme yang luar biasa, meskipun berada jauh dari tanah air. Begitu juga dengan Rahmila Murtiana, dosen Tadris Bahasa Inggris UIN Antasari yang berada di Melbourne untuk menyelesaikan studi doktoralnya. Selama empat tahun terakhir berada di Australia dia berbagi pengalaman unik dalam menjalani ibadah di luar negeri, menceritakan bagaimana Ramadhan memberikan kesempatan baginya untuk berbagi tradisi dan nilai-nilai keislaman dengan teman-teman internasional.

“Disini rata rata mereka tau kalau sekarang sedang Ramadan. Menjelang Ramadan kemaren, ada supermarket yang  memasang tulisan  Ramadan Mubarak. Dari kampus biasanya ada email dari pihak pimpinan untuk ucapan yang sama. Selain itu, saya juga pernah melihat video dari Prime Minister Australia yang mengucapkan selamat Ramadan. Intinya, mereka aware dan respect pada kita yang merayakan,” ujar Rahmila.

Selain itu, Rahmila juga menceritakan bahwasanya kegiatan sehari hari juga sama saja seperti bulan bulan biasanya. Sekolah tidak libur, jam kerja tidak dikurangi dan berjalan normal seperti biasa. Restoran, kafe, dan tempat makan tetap buka. Tapi ajaibnya, puasa jadi lebih terasa bermakna pas kita puasa sendiri. “Karena ibadah puasa itu kan sangat private, yang tau cuma Allah,” tambah Rahmila.

Perbedaan waktu puasa di Australia tergantung pada musim. Rahmila menjelaskan kalau pas musim dingin, puasanya lebih pendek daripada di Indonesia, Imsak/subuhnya sekitar jam 6 dan berbuka jam 5 sore, bahkan sebelum jam 5, karena menitnya terus bergeser. Namun saat ini sedang awal musim gugur, lama berpuasa kurang lebih sama dengan di Indonesia, cuma waktu sahurnya dan berbuka sedikit beda. Tiap hari waktunya semakin pendek, karena setelah musim gugur nanti akan berganti ke musim dingin.

Berikut beberapa percakapan menarik yang Rahmila bagikan saat berinteraksi dengan orang orang Aussie pada bulan Ramadan.

“Dulu pernah ada orang Aussie salah satu kenalan saya ngomong: It’s Ramadan right? So, you’re fasting? Not eating not drinking? If I do fasting, I may only lie in bed the whole day.” Dia membayangkan kalo dia yang puasa, pasti lemes banget gak bisa ngapa-ngapain.

“Pernah juga dulu waktu di Adelaide, anak saya sekolah SD pas puasa, sama gurunya disuruh tidak usah puasa saja, khawatir kalo lemas. Gurunya bilang dia masih kecil gak  perlu puasa. Padahal kalo di tempat kita kan, justru sejak kecil sudah dilatih puasa”

Selain interaksi dengan orang Aussie saat bulan Ramadhan, Ibu Rahmila juga membagikan pengalaman Ramadhan selama di Melbourne.

“Saya kan kerja partime di resto. Nah teman teman semua nya non islam, ada yang dari Thailand, Malaysia, dan dari Indonesia tu chindo. Tapi mereka baik baik semua dan care banget. Suka nanya, nanti buka nya jam berapa?, tadi sahur enggak?, ini udah puasa hari keberapa?. Kalo pas mereka mau makan atau minum, mereka bilang sorry dulu. “Mila sorry if we eat in front of you,” padahal saya gak papa. Terus beberapa hari yang lalu kitchen manager nya bilang, “Mila, kita hari ini bikin takjil.” Ternyata beneran dibikinin kolak. Terus besoknya lagi sama teman yang dari Thailand, dibuatkan Thai dessert, mango sticky rice (mirip ketan yang dimakan sama kuah durian, cuma ini pakai mangga). Memang untuk semua staff sih, tapi jadi berasa spesial, karena tidak setiap hari orang orang kitchen sempat bikin menu khusus.

Dari pengalaman Ramadan yang dibagikan oleh Rahmila di Aussie ini juga membuka mata kita terhadap realitas yang berbeda dari kehidupan muslim di Australia. Mereka menjadi lebih sadar akan pentingnya memperjuangkan toleransi, saling pengertian, dan integrasi antar budaya dalam masyarakat multikultural. “Just enjoy the process and adapt well,” pesan Rahmila bagi yang belum merasakan Ramadan di Australia. (Lia/Afi)

Related posts

Ramadan di Australia: Kebersamaan dalam Keanekaragaman

TBI

Antara Ilmu dan Ibadah: Mahasiswa Jaga Keseimbangan dengan Tetap Kuliah di Bulan Ramadan

TBI

Leave a Comment