Berita

Antara Ilmu dan Ibadah: Mahasiswa Jaga Keseimbangan dengan Tetap Kuliah di Bulan Ramadan

Menuntut ilmu dan berpuasa di bulan Ramadan merupakan dua kewajiban yang sama-sama penting bagi umat Muslim. Dalam ajaran Islam, ditekankan bahwa setiap Muslim harus senantiasa merasa haus akan ilmu dan terus belajar sepanjang hidupnya. Sementara itu, berpuasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan selama satu bulan penuh. Ketika dua kewajiban ini bertemu, para mahasiswa Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan keduanya tanpa mengorbankan salah satunya.

Beberapa mahasiswa mengungkapkan bahwa perkuliahan di bulan Ramadan terasa lebih melelahkan dibandingkan hari biasanya. Mereka menghadapi kesulitan untuk memulihkan energi setelah menyelesaikan beberapa kelas, terutama karena larangan makan dan minum selama berpuasa. “Ketika mengikuti kelas siang, rasanya seperti di ujung tanduk karena kelelahan,” ujar Rafly, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris. Pihak kampus telah melakukan penyesuaian, seperti mempersingkat waktu perkuliahan atau mengadakan perkuliahan secara online, untuk membantu mahasiswa mengatasi kesulitan ini.

Namun, beberapa mahasiswa menemukan cara untuk tetap menjaga keseimbangan antara ibadah dan perkuliahan. Mereka memanfaatkan waktu malam untuk melaksanakan ibadah seperti mengaji dan shalat sunnah, sementara siang hari tetap fokus pada kuliah dan kegiatan akademik lainnya. “Kuliah tetap seperti biasa, karena menuntut ilmu juga adalah ibadah. Ibadah tambahan seperti mengaji dan salat sunah dilaksanakan setelah berbuka,” ungkap Akmal, mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab.

Dalam Islam, menuntut ilmu dianggap sebagai kewajiban bagi setiap Muslim. Ayat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW menegaskan pentingnya mengejar ilmu. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Mujadilah (58:11): “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menghargai dan meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.

Hadits dari Anas bin Malik juga menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Beliau menyampaikan sabda Nabi Muhammad SAW: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” Hal ini menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang diperintahkan agama, dan melaksanakan kewajiban ini merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada Tuhan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan dan menuntut ilmu, apabila dilaksanakan secara bersamaan, dapat mendatangkan keberkahan yang luar biasa. Keduanya merupakan ibadah yang bernilai sama di mata Tuhan, dan sudah sepatutnya bagi umat Muslim untuk melaksanakan keduanya semaksimal mungkin tanpa mengorbankan salah satu di antaranya. Dengan demikian, mahasiswa di UIN Antasari Banjarmasin menjadi contoh nyata dalam menjaga keseimbangan antara ilmu dan ibadah, tidak hanya selama bulan Ramadan, tetapi juga sepanjang tahun akademik. (Fayz)

Related posts

Ramadan di Australia: Kebersamaan dalam Keanekaragaman

TBI

Berbagi Pengalaman Seru, Ramadhan di Negeri Kanguru

TBI

Leave a Comment