Hari penutupan KKN di Kampung Jangkar, Lundu, Sarawak, Malaysia, menjadi momen berharga yang dipenuhi dengan kenangan dan refleksi bagi Risma Ziana, mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, bersama rekan-rekan KKN dari UIN Antasari Banjarmasin. Diantara berbagai acara yang mengakhiri rangkaian kegiatan KKN, penampilan Madihin khas Banjarmasin menjadi salah satu yang paling berkesan. Seni tradisional dari Kalimantan Selatan ini disajikan sebagai simbol persahabatan dan ungkapan terima kasih kepada masyarakat Kampung Jangkar yang telah menyambut mahasiswa KKN dengan hangat selama hampir sebulan terakhir.
Madihin: Warisan Budaya Banjar di Tanah Seberang
Madihin adalah seni sastra lisan yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan, biasanya disampaikan dalam bentuk syair yang mengandung pesan moral, humor, atau kritik sosial. Dengan iringan alat musik tradisional seperti kompang, madihin mengalir dengan irama yang menarik, menciptakan suasana yang hidup dan penuh energi.
Pada penutupan KKN, madihin dipilih sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada masyarakat Kampung Jangkar. Syair-syair yang kami bawakan menggambarkan pengalaman selama KKN, suka duka yang dihadapi, serta rasa syukur dan terima kasih atas bantuan dan keramahan yang diberikan oleh warga kampung.
Momen Kebersamaan yang Tak Terlupakan
Penampilan madihin pada hari penutupan KKN menjadi momen yang sangat emosional. Warga Kampung Jangkar, yang sebagian besar belum pernah menyaksikan madihin, terlihat antusias dan terhibur dengan syair-syair yang dibawakan. Syair madihin yang dilantunkan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Sarawak oleh teman kami yang berasal dari Sarawak. Ada tawa, haru, dan kebanggaan yang terlihat di wajah-wajah mereka. Hal ini membuktikan bahwa seni tradisional seperti madihin dapat menjadi jembatan budaya, menghubungkan dua komunitas yang berbeda tetapi memiliki semangat kebersamaan yang sama. Meski berasal dari negara yang berbeda, melalui madihin, kami dapat berbagi cerita, nilai-nilai, dan kebudayaan kami dengan cara yang menyentuh dan menghibur.
Warisan yang Terus Hidup
Hari penutupan KKN di Kampung Jangkar bukan hanya menandai berakhirnya program KKN, tetapi juga menjadi awal dari hubungan yang lebih dekat antara para mahasiswa KKN dan masyarakat setempat. Penampilan madihin tidak hanya menampilkan seni tradisional Banjar, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya yang mengutamakan kebersamaan, rasa syukur, dan penghargaan terhadap sesama.
Mahasiswa KKN berharap, meski program KKN telah berakhir, kenangan dan warisan budaya yang dibagikan melalui madihin akan terus hidup di hati masyarakat Kampung Jangkar. Madihin menjadi simbol persahabatan dan penghargaan mahasiswa KKN dengan masyarakat Kampung Jangkar. Mereka juga berharap persaudaraan ini akan terus terjalin di masa depan.
Penulis: Risma Ziana Amalia Rizky
