Menyambut bulan suci Ramadhan, warga Muslim di Australia mengalami pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan negara asal mereka, Indonesia. Dalam wawancara eksklusif bersama Puji Sri Rahayu, dosen TBI UIN Antasari Banjarmasin yang saat ini melanjutkan pendidikan S-3 di Canberra, Australia, membagikan perbandingan antara Ramadan di kedua negara tersebut.
“Ramadan di Aussie itu beda banget sama di Indonesia. Kalau di Indonesia semuanya seru-seru bareng, mulai dari sahur sampai buka puasa, ditambah lagi dengan pasar Ramadan yang lumayan heboh dimana-mana. Nah, di Aussie, Ramadan itu lebih seperti momen pribadi, tergantung komunitas muslim sekitar kita,” jelas Puji.
Meskipun demikian, tradisi unik Ramadan tetap hidup di Australia. Acara buka bersama di KBRI yang diadakan setiap Sabtu oleh komunitas Muslim di Canberra, dan Open Mosque Day menjadi agenda penting untuk mempererat hubungan antar anggota komunitas Muslim serta memperkenalkan Islam kepada masyarakat umum.
Di kampus atau sekolah, Ramadan tidak mengubah kehidupan sehari-hari secara signifikan. Namun, pertanyaan dari teman-teman non-Muslim tentang puasa menciptakan ruang untuk berbagi nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas. Puji juga kerap kali mendapatkan pertanyaan dari mereka seperti “secara spiritual apa yang bisa kamu dapat dari puasa? Apa yang agamamu coba ajarkan dengan puasa?” ujarnya.
Pemerintah setempat juga memberikan dukungan dengan menghargai keberagaman agama. Meskipun tidak sebesar di kota-kota besar, seperti Sydney, pasar Ramadan di Lakemba tetap menjadi daya tarik bagi warga setempat dan wisatawan.
Respon masyarakat non-Muslim terhadap Ramadan sangat positif, dengan sikap yang penuh penghargaan dan semangat. “Kalau mereka tahu kita puasa, mereka selalu tanya, do you mind if I drink or eat here?” ungkap Puji.
Di samping itu, komunitas Muslim aktif mengadakan program sosial selama Ramadan, seperti pengumpulan donasi dan pembagian takjil bagi yang membutuhkan. Inisiatif seperti ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian dalam menjalankan ajaran Ramadan. Dengan demikian, meskipun jauh dari tanah air, Ramadan di Australia tetap menjadi momen yang sarat dengan makna keagamaan, kebersamaan, dan toleransi antarumat beragama. (Sya/Afi)
